China ingin bersaing dengan Amerika Serikat dalam pengembangan roket luar angkasa yang dapat digunakan kembali. Baru-baru ini, kontraktor ruang angkasa China mengungkapkan konsep roket pendorong ke luar angkasa yang bisa kembali ke Bumi untuk digunakan lagi di peluncuran berikutnya. Konsep roket yang diberi nama Long March 9 ini dipamerkan dalam acara Zhuhai Airshow di provinsi Guangdong pada 12 November lalu.
Roket “pakai ulang” ini mirip dengan roket Starship dan Raptor buatan SpaceX milik Elon Musk yang berbasis di AS. Long March 9 memiliki panjang 114 meter dengan roket tahap pertama yang dapat digunakan kembali, dilengkapi dengan 30 mesin YF-215 yang menggunakan bahan bakar metana dan oksigen cair, mirip dengan mesin roket Raptor milik SpaceX.
Kontraktor tersebut juga merilis video animasi dari Long March 9 yang menampilkan roket tahap satu dengan sirip kisi yang dapat membuka, serta roket tahap dua dengan desain yang mirip dengan Starship buatan SpaceX. Video tersebut juga menunjukkan bagian atas roket yang melakukan manuver “belly flop” saat memasuki atmosfer Bumi, dan mendarat secara vertikal menggunakan tenaga pendorong roket.
Chen Ziyu, desainer di China Academy of Launch Vehicle Technology (CALT) yang merupakan bagian dari China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), menjelaskan bahwa Long March 9 dapat membawa beban hingga 100 ton ke orbit Bumi rendah dan 50 ton ke orbit transfer bulan. Roket ini dirancang untuk meluncurkan berbagai misi luar angkasa, mulai dari orbit Bumi rendah hingga eksplorasi ruang angkasa yang dalam.