Pertamina Akan Ekspansi dan Replikasi Bahan Bakar Pesawat dari Minyak Jelantah

PT Pertamina memiliki rencana hebat untuk mengembangkan proyek Used Cooking Oil to Sustainable Aviation Fuel (USAF) atau bahan bakar pesawat dari minyak jelantah. Proyek USAF ini sedang dikembangkan di Kilang Cilacap, dan akan diperluas ke Kilang Dumai serta Kilang Balongan. Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), menjelaskan bahwa USAF merupakan inisiatif pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Menurutnya, proyek ini adalah bukti nyata komitmen Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional dan mengembangkan portofolio energi rendah karbon yang berkelanjutan.

Proses pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) dimulai sejak tahun 2020, dengan produksi Bioavtur J2.4 dari palm kernel oil di Kilang Cilacap. Setahun setelahnya, produk ini digunakan dalam penerbangan uji coba pesawat CN-235 dan kemudian digunakan pada penerbangan komersial Garuda Indonesia rute Jakarta–Solo pada tahun 2023. Taufik menyebutkan bahwa hasil dari dua uji coba tersebut membuktikan bahwa bahan bakar aviasi berbasis nabati bukan lagi konsep belaka.

Untuk mendukung pengembangan proyek ini, Pertamina melakukan serangkaian aktivitas seperti pengembangan teknologi katalis bersama Pertamina Technology Innovation, pembuatan katalis oleh PT Katalis Sinergi Indonesia, dan mendapatkan sertifikasi sustainability ISCC EU dan CORSIA. PT KPI juga telah melakukan change out catalyst USAF di RU IV, menandai kesiapan uji komersial produksi certified SAF dari minyak jelantah di awal kuartal tiga tahun 2025. Taufik menegaskan bahwa proyek USAF tidak hanya memproduksi bahan bakar berkelanjutan, tetapi juga merupakan bagian dari rancangan circular SAF ecosystem.

By admin