Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengeluarkan kritik terhadap rencana militer untuk melakukan jeda taktis setiap hari di sepanjang jalan menuju Gaza.
Menurut Netanyahu, jeda selama 11 jam di pagi hari adalah hal yang tidak dapat diterima baginya.
Militer menjelaskan bahwa operasi normal akan tetap berlanjut di Rafah, fokus utama operasi di Gaza selatan.
Ketegangan politik mengenai bantuan yang masuk ke Gaza semakin meningkat, dengan organisasi internasional memperingatkan akan krisis kemanusiaan yang semakin buruk.
Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, mengecam gagasan jeda taktis dan menyebut siapa pun yang mendukungnya sebagai ‘orang bodoh’ yang harus kehilangan pekerjaannya.
Pertengkaran antara anggota koalisi dan militer terus berlanjut, dengan konflik yang telah memasuki bulan kesembilan.
Mantan jenderal Benny Gantz baru-baru ini mundur dari pemerintahan, menuduh Netanyahu tidak memiliki strategi yang efektif di Gaza.
Perpecahan dalam pemungutan suara parlemen mengenai wajib militer bagi kelompok ultra-Ortodoks juga menjadi sorotan.