Untuk itu, Airnav Indonesia selalu bekerja sama dengan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) untuk memantau dan mengupdate informasi cuaca buruk. Koordinasi ini penting agar prediksi cuaca, seperti arah angin, hujan, dan petir, bisa diketahui lebih awal.
Selain itu, untuk bencana alam seperti erupsi gunung berapi, Airnav juga berkolaborasi dengan BMKG, Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) Darwin, dan layanan prakiraan cuaca di Australia. Kalau ada erupsi, mereka langsung mengeluarkan prediksi mengenai sebaran abu vulkanik selama 6 jam, termasuk kemana angin membawa abu dan bandara mana yang terdampak. Informasi ini langsung dipublikasikan agar penerbangan tetap aman.