PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni (Persero) telah mengajukan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp7 triliun untuk tahun 2025 dan 2026. Direktur Utama PT Pelni, Tri Andayani, menjelaskan bahwa rincian PMN tersebut mencakup Rp2,5 triliun pada tahun 2025 dan Rp4,5 triliun pada tahun 2026.
“Untuk tahun 2025, kami mengajukan PMN sebesar Rp2,5 triliun. Saat ini prosesnya sudah berjalan dan sedang menunggu persetujuan dari Komisi XI, setelah itu akan diajukan ke Kementerian Keuangan dan Banggar. Kami juga sedang memproses PMN untuk tahun 2026 sebesar Rp4,5 triliun untuk pembelian tiga unit kapal baru,” ujar Tri Andayani dalam sesi media briefing pada Jumat (10/1).
Tri, begitu ia biasa disapa, menjelaskan bahwa PMN sebesar Rp2,5 triliun yang diajukan pada tahun ini akan digunakan untuk membeli tiga kapal baru dengan harga masing-masing Rp1,5 triliun. Hal ini berarti Pelni membutuhkan total Rp4,5 triliun untuk pembelian ketiga kapal tersebut. Dana tersebut akan berasal dari PMN tahun 2025 sebesar Rp2,5 triliun dan PMN tahun 2024 sebesar Rp1,5 triliun yang telah diperoleh sebelumnya oleh Pelni.
“Sisanya Rp500 miliar, dari mana? Tentu dari anggaran internal kami sendiri,” tambahnya.
Sementara itu, PMN sebesar Rp4,5 triliun yang diajukan untuk tahun 2026 akan digunakan untuk membeli tiga kapal baru lainnya. Namun, Tri menegaskan bahwa penambahan enam kapal tersebut tidak akan meningkatkan jumlah kapal Pelni yang saat ini berjumlah 26 unit. Kapal-kapal baru tersebut akan menggantikan kapal yang sudah berusia lebih dari 30 tahun.
Menurut Tri, idealnya Pelni seharusnya memiliki 78 kapal untuk dapat menampung jumlah penumpang yang semakin meningkat dan mempercepat jadwal kedatangan kapal yang saat ini hanya dua kali seminggu. Selama periode 2023 hingga 2024, Pelni telah mengajukan dispensasi kepada Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan kapasitas penumpang hingga 150 persen dari kapasitas normal kapal.