Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengungkapkan bahwa produk tekstil dan pakaian dari China sedang membanjiri pasar Indonesia. Hal ini disebabkan oleh harga yang sangat murah dari produk China di Indonesia. Ketua Umum API, Jemmy Kartiwa Sastratmaja, menyatakan bahwa hal ini telah membuat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri mengalami kesulitan.
Menurut Jemmy, harga produk China yang diekspor ke Indonesia jauh lebih murah dibandingkan dengan harga ekspor ke negara lain. Dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Jemmy memberikan data perbandingan harga ekspor pakaian China ke Indonesia dengan Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Jerman. Harga impor produk pakaian China ke Indonesia pada tahun 2021 adalah US$ 6,10, sementara harga impor ke Amerika Serikat (AS) adalah US$ 11,18, dengan selisih 45,49%. Sementara itu, harga impor ke Jerman mencapai US$ 26,47, dengan selisih 76,97%.
Jemmy juga menyoroti bahwa pada tahun 2019, Amerika Serikat mengimpor pakaian China dengan harga US$ 13,56 per kg, sedangkan Indonesia hanya US$ 7,09 per kg, dengan selisih 47,71%. Dia mengungkapkan bahwa China terbukti melakukan dumping dengan menjual produk pakaian dengan harga yang sangat murah. Produksi tekstil di China yang berlebihan juga turut menyebabkan harga produk tersebut menjadi lebih murah.