Sistem Informasi Pengelolaan Mineral dan Batu Bara (Simbara) telah diperluas untuk mencakup komoditas nikel dan timah selain batu bara. Pada masa depan, sistem ini akan terus dikembangkan agar dapat mencakup berbagai komoditas lainnya. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sangat antusias dalam mengintegrasikan pengelolaan komoditas pertambangan ke dalam satu ekosistem ini.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia bekerja sama, terutama Pak Menko Luhut yang begitu bersemangat sejak awal pembangunan Simbara. Terima kasih Pak Luhut, Anda luar biasa,” kata Sri Mulyani dalam acara Peluncuran Simbara untuk nikel dan timah di Gedung Dhanapala, Jakarta Pusat, pada hari Senin.
Aplikasi Simbara dibangun melalui integrasi antara Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, dan Bank Indonesia. Aplikasi ini bertujuan untuk mengawasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan tata niaga mineral dan batubara (Minerba). Simbara juga merupakan bagian dari proses tata kelola minerba dari hulu ke hilir, termasuk pemenuhan kewajiban pembayaran dan proses clearance di pelabuhan.
Dalam aplikasi ini terdapat ekosistem pengawasan terintegrasi untuk semua aplikasi pengelolaan dan pengawasan, serta menjadi tempat penyimpanan data minerba. Simbara mengintegrasikan proses mulai dari identitas tunggal wajib pajak dan wajib bayar, perizinan tambang, rencana penjualan, verifikasi penjualan, pembayaran PNBP, hingga proses ekspor dan pengangkutan.