Sebagian besar penduduk Singapura tidak melakukan tes demensia dini meskipun banyak di antara mereka sering mengeluhkan gejala pelupa dan sulit mengerjakan tugas yang sebenarnya sudah dikenal sebelumnya. Keluhan semacam itu juga dialami oleh orang muda belakangan ini, bahkan sejak usia 18 tahun. Hasil survei terbaru tentang persepsi demensia yang dilakukan pada bulan Agustus oleh Milieu Insight, dirilis pada hari Rabu (4/9/2024). Survei ini melibatkan sekitar seribu responden, bekerja sama dengan Dementia Singapore, sebuah lembaga layanan sosial yang fokus pada perawatan demensia.
Demensia dini merujuk pada kondisi demensia yang terjadi sebelum usia 65 tahun. Menurut National Neuroscience Institute (NNI), semakin banyak orang di Singapura yang mengalami gejala demensia pada usia yang lebih muda. Sekitar 3.700 penduduk Singapura diperkirakan mengalami demensia dini. Dari tiga kelompok usia yang disurvei, yaitu Gen Z (18-27 tahun), milenial (28-43 tahun), dan Gen X (44-64 tahun), rata-rata 53,3 persen menyatakan bahwa mereka mungkin akan melakukan tes skrining kognitif untuk demensia jika mengalami gejala. Namun, total 53 persen, 43 persen, dan 44 persen dari setiap kelompok usia mengatakan bahwa mereka tidak berencana untuk menjalani tes atau tidak memilih untuk melakukannya.
Alasan utama responden untuk tidak menjalani tes adalah karena alasan finansial, dengan 35,6 persen mengatakan hal tersebut. Diikuti oleh 33 persen yang takut mengetahui hasil tes. Ada juga yang merasa tidak perlu melakukan tes (23 persen), percaya diri dengan kesehatan mereka (21 persen), dan 14,6 persen mengaku bahwa demensia bukan penyakit yang diturunkan dalam keluarga mereka. Panel diskusi yang terdiri dari para ahli, termasuk Dr. Chiew Hui Jin dari NNI, membahas temuan survei tersebut.
Dr. Chiew mengatakan bahwa penolakan untuk menjalani tes demensia merupakan masalah umum, terutama ketika pasien tidak menyadari gejala mereka meskipun anggota keluarga lain telah menunjukkan gejala. Dia menambahkan bahwa 20-30 persen pasien dengan gangguan kognitif ringan dapat mengalami demensia setelah tiga tahun, tergantung pada bagaimana mereka mengelola faktor risiko. Hampir 95 persen responden menyadari bahwa demensia dapat memengaruhi orang di bawah usia 65 tahun, tetapi kurang memahami gejala yang mungkin muncul.