Sebagian besar responden dapat mengidentifikasi gejala seperti kelupaan, kesulitan mengerjakan tugas yang sudah dikenal, dan kesulitan menemukan kata yang tepat sebagai gejala demensia. Namun, kurang dari setengahnya mengenali gejala seperti perubahan suasana hati, penarikan diri, keterampilan motorik yang kikuk, masalah penglihatan, gelisah, dan sakit kepala sebagai gejala demensia. Pekerjaan (30 persen) dianggap sebagai area kehidupan yang paling terdampak oleh diagnosis demensia dini, diikuti oleh hubungan (21 persen), stabilitas keuangan (17 persen), perawatan pribadi (16 persen), pengelolaan hidup (13 persen), serta hobi dan minat (2 persen).
Sebagian besar responden tidak sepakat atau kurang tahu tentang perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengurangi risiko terkena demensia. Dr. Chiew mengatakan bahwa meskipun riwayat keluarga demensia merupakan faktor risiko yang tidak dapat diubah, orang dapat mengambil tindakan terhadap faktor risiko lainnya, seperti faktor risiko kardiovaskular dan gaya hidup yang tidak sehat. Tn. Foo dari Dementia Singapore menekankan pentingnya menerima kondisi demensia dan segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya.
Demensia adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera. Semakin cepat seseorang menyadari gejala dan mengambil langkah-langkah yang tepat, semakin besar kemungkinan untuk mengelola kondisi tersebut. Jadi, mari kita semua lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan otak dan mengidentifikasi gejala demensia dini.