Tarif ojek online seringkali bikin bingung, ya. Misalnya, teman saya, Irfan, cerita kalau tarif dari Blok M ke rumahnya naik dari Rp17.500 jadi Rp26.500 dalam waktu tiga minggu aja. Padahal jaraknya sama, cuma beda waktu tempuhnya empat menit. Gimana bisa begitu?
Ternyata, jawabannya ada di teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dipakai sama perusahaan transportasi online. Mereka punya sistem AI yang nggak cuma nentuin tarif, tapi juga nyariin pengemudi buat kita dan kasih rekomendasi rute tercepat. Sistem AI ini pake algoritma kompleks yang proses data, kenalin pola, dan ambil keputusan otomatis.
Masalahnya, semakin rumit sistem pembelajaran AI, semakin susah buat manusia ngerti gimana keputusan dibuat. Jadi, kita bisa liat input dan output-nya, tapi nggak tau cara sistem AI itu ngasilin output-nya. Makanya, sistem kerja algoritma AI sering disebut kotak hitam yang tertutup.
Dalam sistem transportasi online, cara kerja black box yang nggak transparan ini bikin tarif bisa berubah-ubah tanpa alasan yang jelas. Algoritma AI bisa aja tentuin tarif beda untuk perjalanan sama tapi nggak ada alasan yang bisa dimengerti sama pengguna. Kebingungan kayak gini pastinya ngaruhin kepercayaan pengguna.