“Sebagai wasit, kita harus hati-hati dalam memberikan nilai. Kalau keputusan kita benar, kita dapat poin. Kalau salah, poin kita berkurang,” tambahnya. Boy juga mengungkapkan, “Mulai dari penyisihan hingga babak perempatfinal, saya sudah bertugas lima kali, dengan tiga penugasan setiap hari dua kali sebagai wasit dan sekali sebagai hakim. Semua itu dinilai, dan kalau nggak bagus, bisa dipulangkan.”
Buat Boy, memimpin pertandingan di Olimpiade 2024 bukanlah pengalaman pertama. Debutnya di Olimpiade Tokyo 2020 sudah jadi batu loncatan. “Sekarang saya satu-satunya wasit dari Asia Tenggara yang tersisa. Tentu saja ini kebanggaan besar buat Merah-Putih, dan saya berharap bisa memimpin di partai final.”
Boy juga berharap keberhasilannya ini bisa jadi inspirasi buat atlet tinju Indonesia di masa depan. “Saya berharap di Los Angeles 2028 nanti ada atlet tinju Indonesia yang tampil. Kalau soal wasit juri, InsyaAllah saya masih bisa berjuang lagi. Tapi kalau ada atlet kita juga, itu bakal lebih keren lagi!”