Deepfake AI Disebut Akan Jadi Ancaman Keamanan Siber Tahun Ini

Arthur Siahaan, Technical Solutions Manager dari Palo Alto Networks Indonesia, juga menambahkan bahwa deepfake akan semakin sulit untuk dibedakan keasliannya oleh orang awam karena teknologinya semakin canggih. Tidak hanya deepfake, penjahat siber juga memanfaatkan AI untuk menjalankan serangan lain seperti ransomware. Menurut laporan Palo Alto Networks, pengembangan ransomware hanya membutuhkan waktu tiga jam pada tahun ini, dan diprediksi akan semakin cepat hanya dalam 15 menit pada tahun 2026.

Oleh karena itu, Adi Rusli, Country Manager Palo Alto Networks Indonesia, mengimbau perusahaan dan organisasi untuk memanfaatkan AI dalam melawan serangan siber berbasis AI. AI dapat digunakan untuk monitoring, deteksi anomali, dan analisis saat terjadi insiden keamanan. “Kita harus memanfaatkan kecanggihan AI untuk melawan kejahatan siber yang semakin canggih. Dengan memindahkan pekerjaan repetitif ke automation atau AI, para security analyst dapat fokus pada hal-hal yang lebih bernilai tinggi seperti threat hunting,” ujar Adi.

Dengan semakin berkembangnya teknologi deepfake dan kejahatan siber berbasis AI, penting bagi perusahaan dan organisasi untuk terus meningkatkan keamanan siber mereka. Dengan memanfaatkan teknologi AI untuk melawan teknologi AI yang digunakan oleh penjahat siber, diharapkan dapat mengurangi risiko serangan dan kerugian yang ditimbulkan. Semoga dengan langkah-langkah preventif yang tepat, kita dapat terhindar dari ancaman keamanan siber yang semakin kompleks di masa depan.

By admin