Satelit LEO beroperasi pada ketinggian 300 km hingga 2.000 km dari permukaan Bumi, yang memberikan keuntungan berupa biaya yang lebih murah dan transmisi yang lebih efisien daripada satelit di orbit yang lebih tinggi. Peluncuran satelit LEO oleh SSST ini merupakan salah satu dari tiga rencana besar China yang diharapkan dapat menyaingi layanan Starlink. Di China, Starlink dianggap sebagai ancaman serius.
Pada bulan Januari, sebuah opini yang diterbitkan dalam corong Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menggambarkan penyebaran Starlink sebagai “ancaman serius terhadap keamanan aset antariksa berbagai negara”. Peneliti China di PLA telah mempelajari penyebaran Starlink selama dua tahun terakhir di Ukraina, dan mereka telah memperingatkan tentang risiko yang mungkin timbul bagi China jika terlibat dalam konflik militer dengan Amerika Serikat.
Dengan peluncuran 15.000 satelit ke orbit rendah Bumi, China berharap dapat menutup kesenjangan dengan layanan Starlink dan meningkatkan kehadiran mereka di ruang angkasa. Peluncuran ini akan menjadi langkah penting dalam persaingan antara China dan SpaceX dalam industri antariksa global.