Dengan mengurangi waktu pemaparan mikroskop ke skala beberapa attoseconds, para fisikawan bisa mengurai bagaimana elektron membawa muatan, berperilaku di dalam semikonduktor dan air, serta ikatan kimia antara atom-atom terkoyak.
Namun, skala attoseconds terlalu besar untuk menangkap gerakan elektron secara individual. Untuk mencapai hal ini, para fisikawan mengutak-atik pistol elektron hingga menghasilkan pulsa hanya satu attosecond. Gelombang ini mengenai “sampel” yang sedang dipelajari, dan ketika elektron melewatinya, mereka melambat dan mengubah bentuk gelombang berkas elektron.
Berkas sinar yang melambat kemudian diperbesar oleh lensa dan kemudian mengenai bahan berpendar yang bersinar ketika sinar mendarat di atasnya. Dengan memasangkan pulsa elektron dengan dua pulsa cahaya yang disinkronkan secara hati-hati, para peneliti bisa menyelidiki pergerakan elektron yang sangat cepat di dalam atom.
“Dengan mikroskop transmisi elektron kami, kami bisa mencapai resolusi temporal sekian detik – dan kami menyebutnya ‘attomicroscopy,'” kata Hassan. “Untuk pertama kalinya, kita bisa melihat potongan-potongan elektron yang bergerak.”
Dengan demikian, penciptaan mikroskop tercepat di dunia ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut dalam memahami perilaku elektron dan fenomena kuantum lainnya. Semoga inovasi ini bisa memberikan kontribusi besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan di masa depan.